1. ANIES BASWEDAN MENERIMA TONGKAT KYAI COKRO PANGERAN DIPONEGORO
Tongkat Pusaka Kanjeng Kiai Tjokro milik Pangeran Diponegoro
(1785-1885), yang hilang sewaktu masa peperangan pada abad ke-19, kini
dikembalikan ke Indonesia. Tongkat, yang disimpan keluarga Baud di
Belanda sejak 1834, itu diserahkan pada pembukaan pameran seni rupa ”Aku
Diponegoro” di Galeri Nasional Indonesia di Jakarta, Kamis 5 Februari 2015.
Tongkat pusaka sepanjang 153 sentimeter dari kayu mahoni tersebut
diberikan kakak beradik Michiel dan Erica Lucia Baud kepada Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. Pengembalian tongkat ini mengejutkan karena keluarga Baud sebelumnya
meminta agar acara ini dirahasiakan hingga pembukaan pameran Kamis malam
lalu. Michiel Baud mengatakan, keluarganya menerima tongkat itu pada
tahun 1834 dari Adipati Notoprojo, cucu Nyi Ageng Serang, keluarga keturunan Sunan Kalijaga, Walisongo.
Sementara sejarawan Inggris yang telah 40 tahun meneliti Diponegoro,
Peter Carey menyatakan tongkat tersebut dibuat sekitar abad 16
untuk Sultan Demak, bukan dibuat untuk khusus untuk Pangeran Diponegoro. Dalam tongkat itu, menurut terselip kertas yang keterangannya ditulis JC Baud sendiri, bunyinya demikian:
Deze staf, tjokro genaamd, heeft toebehoord aan Prins Diepo Negoro en is
in juli 1834 door Pangrerang Noto Prodjo aan J.C Baud, Gouverneeur
General van Ned.
De staf is afkomstig van de Sultans van Demak en werd door Diepo Negoro
gedragen telk ens wanneer hij als pelgrim naar heilige plaatsen ging om
zegen af te bidden op zijne indernemingen.
Tulisan itu kurang lebih menceritakan asal usul tongkat Kyai Cokro itu yang aslinya
dimiliki Sultan Demak, kemudian ke tangan Diponegoro, ke Notoprojo
hingga ke JC Baud, seperti yamg telah diceritakan di atas.
Dan atas kehendak Yang Maha Kuasa, tongkat pusaka yang menandakan kepemimpinan dan perjuangan bangsa Indonesia itu diterima kembali oleh bangsa Indonesia melalui tangan Anies Baswedan, cucu Pejuang Kemerdekaan, AR Baswedan, yang dari kecil hingga remajanya hidup di tanah kelahiran Pangeran Diponegoro, tanah Yogyakarta. Tongkat ini erat kaitanya dengan pemimpin masa depan yang bernama Sultan Herucokro. Dan Anies Baswedan sendiri adalah pengagum dari Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro. Di rumah kediaman beliau terpajang dengan gagah lukisan Pangeran Diponegoro.
2. "RAMALAN" DARI JOGOKARIYAN, ANIES BASWEDAN JADI GUBERNUR DKI
Foto diatas adalah saat Menteri Anies Baswedan membuka Konggres Guru Al Qur'an di Masjid Jogokariyan Yogyakarta tanggal 30 April 2016. Di upload oleh ustadz Salim A Fillah di akun Instagram @salimafillah disertai sebuah "ramalan" bahwa Anies Baswedan akan jadi Gubernur DKI Jakarta 2017.
Ustadz Salim A Fillah berkata:
***
Kini, setelah purna dari beban
tanggungjawabnya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, kita tetap
menanti kiprah beliau sebagaimana sering disampaikannya, "Pemimpin itu
Pemimpi dengan N. N-nya adalah Nyali." Selamat berjuang terus Pak Anies.
Kami di Yogyakarta barangkali akan bangga jika Anda berkiprah sebagai
Gubernur misalnya. Tapi kami rakyat istimewa sudah punya, yang kami
qana'ah dan ridha padanya. Nah, bagaimana kalau DKI Jakarta?
Ah, mungkin saya hanya bercanda.😄
***
Dan perkataan ulama itu dengan ilmu, bahkan bercandanya pun dengan ilmu.
3. ANIES BASWEDAN, LEADER WITH THE FOLLOWERS
Diatas adalah foto selfie yang diunggah oleh akun @aniesbaswedan . Sudah nampak siapa yang Leader dan siapa yang Followers.
continue reading