Jumat, 03 Januari 2014

KONSPIRASI BESAR MENGHADANG RATU ADIL

Siapa yang tidak mengagumi kekayaan alam Indonesia, Koes Ploes mengatakan “Tongkat kayu dan batu

jadi tanaman”. Coba lemparlah sebatang kayu singkong ke tanah depan rumah, dalam seminggu tongkat itu

sudah bersemi tunasnya. Tapi karena salah urus, maka pertanian dan peternakan Indonesia kurang maju, maka

Indonesia bergantung pada impor untuk produk hasil bumi dan daging sapi untuk memenuhi kebutuhan dalam

negeri. Alhamdulillah, pada tahun 2008-an Indonesia berhasil swasembada beras melalui program-program

yang dilakukan oleh Menteri Pertanian waktu itu yaitu Anton Aprianto yang merupakan Kader PKS. Sebelumnya

Indonesia banyak menimpor beras, terutama dari vietnam.

Kemudian tahun 2009 Menteri Pertanian diganti oleh Suswono yang merupakan kader PKS juga. Beliau

meneruskan program-program menteri pertanian yang lama. Program Pak Suswono adalah meningkatkan

produksi produk buah, hortikultura dan daging sapi. Selain memenuhi kebutuhan dalam negeri yang selama

ini lebih banyak dipenuhi dari impor, program ini juga untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak

Indonesia. Untuk itu Menteri Pertanian menurunkan kuota Impor Daging Sapi dengan tujuan agar sapi-sapi

para peternak Indonesia yang memang selama ini sudah dikembangkan melalui program-program Kementerian

Pertanian dapat memenuhi kebutuhan pasar Indonesia, yang otomatis itu juga meningkatkan kesejahteraan

peternak dan membuka lapangan kerja baru.

Tapi disisi lain, kebijakan Menteri Pertanian menurunkan impor daging dari Luar Negeri untuk

meningkatkan produksi sapi lokal dan mensejaterahkan rakyat Indonesia ini membuat beberapa negara berang,

khususnya negara-negara yang selama ini mengekspor daging sapi ke Indonesia, yaitu Amerika dan Australia.

Mereka berang karena kehilangan pasar ekspor daging sapi. Amerika mencoba menekan Indonesia dengan

melaporkan hal ini ke WTO. Silahkan baca berita-berita berikut:

1. http://industri.kontan.co.id/news/kuota-impor-daging-sapi-menuai-gugatan-di-wto

2. http://industri.kontan.co.id/news/as-laporkan-indonesia-ke-wto

3. http://kabarcepat.com/2013/01/14/indonesia-stop-impor-daging-sapi-amerika-marah

Belum berhasil, maka Amerika menekan SBY untuk menekan Menteri Pertanian Suswono agar

menaikan kuota impor daging. Belum berhasil, maka SBY pun menekan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq untuk

membujuk Menteri Pertanian Suswono agar menurut. Tapi Luthfi Hasan Ishaaq tetap teguh pendirian untuk ikut

menyukseskan program-program Pro Rakyat dan Petani Peternak.

“Suatu saat nanti akan banyak hal yang ditemui, sebagian-sebagian. Sebab terlanjur dilarang oleh Pemimpin

Pengganti! Ada yang berani menelusuri terus menerus, tidak mengindahkan larangan, mencari sambil

melawan, melawan sambil tertawa. Dialah Pemuda Gembala. Rumahnya di belakang sungai, pintunya setinggi

batu, tertutupi pohon handeuleum dan hanjuang.”

Amerika gemas, menunggu-nunggu agar kran impor daging kembali dibuka selebar-lebarnya. Maka pada

tanggal 30 Januari 2013, Amerika melalui surat kabar The Jakarta Post menekan SBY dengan cara memberitakan

tentang data SPT Tahunan Pajak Keluarga SBY yang disinyalir isinya tidak benar. Guna mengalihkan isu sekaligus

memberi pelajaran kepada Luthfi Hasan Ishaaq Presiden PKS, maka esoknya pada tanggal 31 Januari 2013

dilakukanlah sebuah skenario memfitnah LHI. Hanya bermodal pengakuan Ahmad Fathonah yang tertangkap

tangan membawa sejumlah uang yang kemudian dia cerita kalau uang itu untuk menyuap LHI guna memuluskan

perusahaan Importir Daging Sapi, maka KPK dengan gagah menangkap pula LHI pada tanggal 31 Januari 2013

malam. Dan hebohlah Indonesia. Amerika untuk sementara berhasil memukul PKS cukup telak.

(Gambar: Berita SPT tahunan Pajak Keluarga SBY di Jakarta Post)

Belum selesai disitu, maka disebarkanlah terus berita-berita fitnah dari media massa antek-antek

liberalis amerika untuk semakin menurunkan citra PKS yang selama ini dikenal bersih. Ditambahlah skenario

mempermainkan harga bawang dan cabe yang merupakan kebutuhan pokok rakyat. Semakin bencilah

masyarakat kepada PKS. Tapi PKS tetap solid, segera mereka melakukan konsolidasi, dalam waktu 24 jam

setelah LHI ditangkap KPK, mereka sudah punya Presiden PKS yang baru, Anis Matta yang kemudian sukses

mengkosolidasi partainya sehingga sukses memenangi pilgub Jabar dan Sumut. PKS tetap “melawan” atas fitnah

amerika tadi, “melawan” kedzaliman dengan kerja keras dan kesabaran, maka akhirnya mereka pun menuai

hikmahnya.

“.... tidak mengindahkan larangan, mencari sambil melawan, melawan sambil tertawa. Dialah

Pemuda Gembala. Rumahnya di belakang sungai, pintunya setinggi batu, tertutupi pohon handeuleum dan

hanjuang.”

Anda mungkin bertanya, mungkinkah amerika bisa menekan Indonesia? Amerika sudah biasa menekan

negara-negara lain, jangankan menekan, menyerangpun dilakukan bila perlu. Irak hancur diserang. Dengan

dalih mencari seorang Osama dan memerangi terorisme, Aghanistan diserang membabi buta, ribuan nyawa

tak berdosa melayang. Berbagai keputusan PBB yang membela Palestina di veto-nya demi mengamankan Israel

zionis yahudi yang menjajah palestina hingga saat ini.



(Gambar: Kekejaman tentara amerika)

Orang yang punya penyakit wahn, cinta dunia dan takut mati, lebih memilih mencari aman di dunia

ini dengan menuruti para pemimpin tiran dunia. Hanya orang-orang yang beriman, yang tidak takut kepada

siapapun kecuali hanya kepada Allah, yang berani berkata benar di hadapan para penguasa tiran dunia,

walaupun resikonya mereka harus mendapat fitnah dan bahkan dipenjara karena berani melawan. Jangan

berharap Indonesia akan jaya dan berwibawa bila para pemimpinya cinta dunia dan takut mati. Maka tepatlah

bila pimpinan Indonesia kedepan adalah “Satrio Pinandhito Sinisihan Wahyu” yang hanya takut kepada Allah

saja, yang berani berkata dan berbuat benar apapun resikonya demi harga diri dan martabat Bangsa Indonesia,

seperti pesan Bung Karno, Indonesia harus BERDIKARI, Berdiri di Kaki Sendiri. Indonesia tak akan pernah

mencapai kejayaanya bila nasibnya ditentukan oleh negara lain.

0 komentar :

Posting Komentar